Belanja Impulsif Itu Nyata Kenali Ciri dan Cara Menghindarinya

Pernah nggak sih, lagi jalan-jalan santai di mall, eh tiba-tiba mata langsung terpaku sama diskon gede-gedean? Atau lagi scroll media sosial, terus langsung kepincut sama barang yang lagi viral? Ujung-ujungnya, dompet jebol karena beli barang yang sebenarnya nggak terlalu dibutuhkan. Nah, hati-hati, bisa jadi kamu lagi kena yang namanya impulsive buying!

Impulsive buying itu sederhananya adalah perilaku belanja dadakan. Beli sesuatu tanpa dipikir panjang, tanpa rencana, dan biasanya didorong sama emosi sesaat. Beda banget sama belanja yang direncanakan (planned buying), di mana kita udah mikirin mateng-mateng apa yang mau dibeli dan kenapa kita butuh barang itu.

Misalnya, kamu niatnya cuma mau beli sabun mandi di supermarket. Tapi pas lewat rak makanan ringan, eh ada biskuit kesukaan lagi diskon. Langsung deh, tanpa pikir panjang, biskuit itu masuk keranjang belanja. Atau, lagi lihat-lihat baju di toko online, terus ada jaket keren banget yang lagi promo. Padahal jaket di rumah udah numpuk. Tetep aja dibeli karena takut kehabisan. Nah, itu dia contoh impulsive buying.

Kenapa Sih Kita Gampang Tergoda Impulsive Buying?

Ada banyak faktor yang bisa bikin kita jadi korban impulsive buying. Salah satunya adalah faktor emosional. Saat lagi stres, sedih, atau bahkan lagi seneng banget, kita cenderung lebih impulsif dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan belanja. Belanja bisa jadi pelarian atau hadiah untuk diri sendiri.

Selain itu, strategi marketing juga punya peran besar. Diskon gede-gedean, promo terbatas, atau penataan barang yang menarik di toko bisa memicu keinginan untuk membeli secara spontan. Apalagi kalau ditambah dengan pengaruh teman atau influencer di media sosial yang lagi nge-hype suatu produk.

Faktor lainnya adalah kemudahan akses. Sekarang belanja udah gampang banget. Tinggal klik-klik di smartphone, barang langsung diantar ke rumah. Nggak perlu repot-repot keluar rumah, nggak perlu mikir ongkos transportasi. Ini bikin kita jadi lebih mudah tergoda untuk belanja tanpa mikir panjang.

Apa Aja Dampak Buruk Impulsive Buying?

Meskipun awalnya terasa menyenangkan, impulsive buying bisa membawa dampak buruk, terutama buat keuangan kita. Yang paling jelas adalah pengeluaran jadi membengkak. Kita jadi sering beli barang yang sebenarnya nggak terlalu dibutuhkan, bahkan mungkin nggak pernah dipakai sama sekali.

Akibatnya, anggaran bulanan jadi berantakan. Uang yang seharusnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti tabungan atau investasi, malah habis buat belanja yang nggak penting. Kalau terus-terusan begini, bisa-bisa kita jadi kesulitan mencapai tujuan keuangan kita.

Selain masalah keuangan, impulsive buying juga bisa menimbulkan masalah psikologis. Kita bisa merasa bersalah atau menyesal setelah membeli barang yang nggak perlu. Bahkan, dalam kasus yang ekstrem, impulsive buying bisa menjadi indikasi adanya gangguan mental yang lebih serius.

Gimana Caranya Biar Nggak Jadi Korban Impulsive Buying?

Tenang, ada kok cara untuk menghindari jebakan impulsive buying. Kuncinya adalah dengan meningkatkan kesadaran diri dan mengubah kebiasaan belanja kita.

Pertama, buat daftar belanja sebelum pergi ke toko atau membuka aplikasi belanja online. Tulis semua barang yang benar-benar kamu butuhkan. Usahakan untuk tetap berpegang pada daftar tersebut dan hindari membeli barang di luar daftar.

Kedua, hindari belanja saat lagi emosi. Kalau lagi stres atau sedih, coba cari kegiatan lain yang lebih positif, seperti olahraga, meditasi, atau ngobrol sama teman. Jangan jadikan belanja sebagai pelarian.

Ketiga, batasi waktu belanja online. Jangan terlalu lama scroll media sosial atau aplikasi belanja online. Semakin lama kamu melihat-lihat barang, semakin besar kemungkinan kamu tergoda untuk membeli sesuatu yang nggak perlu.

Keempat, pikirkan dua kali sebelum membeli. Tanyakan pada diri sendiri, Apakah saya benar-benar membutuhkan barang ini? atau Apakah saya akan menyesal jika tidak membeli barang ini?. Jika jawabannya tidak, sebaiknya urungkan niat untuk membeli.

Kelima, biasakan menabung. Dengan memiliki tabungan, kamu akan lebih termotivasi untuk mengontrol pengeluaran dan menghindari impulsive buying. Kamu akan lebih fokus pada tujuan keuanganmu daripada keinginan sesaat.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu bisa lebih bijak dalam berbelanja dan terhindar dari jebakan impulsive buying. Ingat, belanja itu boleh, tapi jangan sampai kebablasan!

More From Author

Klasemen Liga 1 Terkini: Semen Padang Bertahan, Persija Melorot

3 Perusak Mobil Polisi di May Day Ditangkap Polisi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *