Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) seharusnya bukan cuma sekadar upacara bendera dan pidato-pidato seremonial. Lebih dari itu, Hardiknas harus jadi momen penting untuk menegaskan kembali tujuan pendidikan kita: memanusiakan hubungan antara guru dan murid, menyesuaikan materi pelajaran dengan kondisi sekitar, serta memberdayakan guru dan murid agar bisa berkembang maksimal.
Seorang penggiat pendidikan, Maurensyiah, berharap semangat Hardiknas bisa benar-benar diimplementasikan dalam sistem pendidikan. Menurutnya, pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang menghargai setiap individu dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang sesuai dengan potensi masing-masing.
Bukik, yang sudah lebih dari sepuluh tahun mendampingi guru-guru di berbagai daerah, punya pandangan yang senada. Ia merasa bahwa pendidikan di Indonesia saat ini terlalu fokus pada perubahan istilah dan kurikulum, tanpa benar-benar mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh guru dan murid di lapangan.
Kenapa Kurikulum Sering Berubah-ubah?
Bukik menambahkan, yang dibutuhkan saat ini adalah keberanian untuk menata ulang arah pendidikan Indonesia. Evaluasi seharusnya digunakan sebagai alat untuk belajar dan memperbaiki diri, bukan sebagai alat untuk menakut-nakuti guru dan murid. Sistem evaluasi yang ada sekarang seringkali membuat guru merasa tertekan dan akhirnya hanya fokus pada bagaimana cara mendapatkan nilai yang bagus, bukan pada bagaimana cara memberikan pendidikan yang berkualitas.
Selain itu, murid juga membutuhkan kompetensi-kompetensi penting seperti berpikir kritis, kemampuan bekerja sama, dan empati. Sayangnya, menurut Bukik, sistem pendidikan yang ada saat ini belum sepenuhnya mendukung pengembangan kompetensi-kompetensi tersebut. Murid seringkali hanya dijejali dengan hafalan dan kurang diberikan kesempatan untuk berpikir secara mandiri dan kreatif.
Bagaimana Cara Meningkatkan Kualitas Guru di Indonesia?
Salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan kualitas guru. Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kompetensi yang baik, memiliki semangat untuk terus belajar, dan memiliki kepedulian terhadap murid-muridnya. Untuk itu, perlu ada upaya-upaya yang sistematis untuk meningkatkan kualitas guru, mulai dari proses rekrutmen, pelatihan, hingga pengembangan karir.
Selain itu, guru juga perlu diberikan dukungan yang memadai, baik dari segi finansial maupun non-finansial. Guru yang sejahtera dan merasa dihargai akan lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi murid-muridnya.
Apa Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak?
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah dan guru, tetapi juga tanggung jawab orang tua. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Orang tua perlu memberikan dukungan dan motivasi kepada anak untuk belajar, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif di rumah.
Orang tua juga perlu menjalin komunikasi yang baik dengan guru untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah. Dengan begitu, orang tua dan guru bisa bekerja sama untuk membantu anak mencapai potensi terbaiknya.
Dengan semangat Hardiknas, mari kita bersama-sama membangun pendidikan Indonesia yang lebih baik. Pendidikan yang memanusiakan, kontekstual, dan memberdayakan. Pendidikan yang mampu menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.