China Akali Tarif Trump, Libatkan Negara Tetangga RI

Perang dagang antara Amerika Serikat dan China, yang dipicu oleh dugaan praktik perdagangan yang tidak adil, telah memunculkan fenomena baru: transhipment atau pengiriman barang melalui negara ketiga untuk menghindari tarif tinggi. Praktik ini semakin marak sejak pemerintahan Trump menaikkan bea masuk impor dari China secara signifikan.

Salah satu negara yang diduga menjadi jalur transhipment adalah Malaysia. Dengan tarif yang relatif lebih rendah dibandingkan China, Malaysia menjadi tempat yang menarik bagi eksportir yang ingin menghindari tarif tinggi yang diberlakukan oleh AS. Akibatnya, muncul kekhawatiran tentang reputasi Malaysia dan seruan untuk menyelidiki kasus-kasus deklarasi asal yang mencurigakan.

Kenapa Perusahaan China Mencari Cara Mengakali Tarif?

China mengekspor jauh lebih banyak barang ke AS dibandingkan sebaliknya. Ketika tarif impor dinaikkan secara drastis, perusahaan-perusahaan China terpaksa mencari cara untuk tetap kompetitif. Mencari pasar baru membutuhkan waktu dan investasi yang besar, sehingga transhipment menjadi solusi jangka pendek yang menarik bagi sebagian eksportir.

Beberapa perusahaan China bahkan menawarkan layanan pencucian asal kepada eksportir. Layanan ini membantu eksportir untuk mengubah asal barang secara ilegal, sehingga barang tersebut dapat diekspor ke AS dengan tarif yang lebih rendah. Praktik ini tentu saja melanggar hukum dan merugikan negara-negara yang jujur dalam perdagangan internasional.

Pemerintah Malaysia sendiri telah mengambil langkah-langkah untuk memperketat pengawasan terhadap industri-industri yang rentan terhadap praktik transhipment, seperti industri sarung tangan karet. Langkah ini diambil untuk melindungi reputasi Malaysia dan memastikan bahwa perdagangan dilakukan secara adil dan transparan.

Bagaimana Cara Kerja Pencucian Asal?

Proses pencucian asal bisa bervariasi, tetapi umumnya melibatkan beberapa langkah. Pertama, barang dari China dikirim ke negara ketiga, seperti Malaysia. Di negara ketiga, barang tersebut diproses ulang atau dikemas ulang, dan kemudian diberi label sebagai produk negara tersebut. Dengan demikian, ketika barang tersebut diekspor ke AS, barang tersebut dikenakan tarif yang lebih rendah atau bahkan bebas tarif.

Praktik ini sangat sulit untuk dideteksi karena melibatkan pemalsuan dokumen dan manipulasi data. Namun, pihak berwenang terus berupaya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mendeteksi dan mencegah praktik transhipment.

Apa Dampak Jangka Panjang dari Transhipment?

Transhipment memiliki dampak negatif bagi semua pihak yang terlibat. Bagi negara yang menjadi jalur transhipment, praktik ini dapat merusak reputasi dan kepercayaan investor. Bagi negara yang dirugikan oleh transhipment, praktik ini dapat mengurangi pendapatan negara dan merugikan industri dalam negeri. Bagi konsumen, transhipment dapat menyebabkan masuknya barang-barang berkualitas rendah atau barang-barang ilegal ke pasar.

Oleh karena itu, penting bagi semua negara untuk bekerja sama dalam memerangi praktik transhipment. Kerja sama ini dapat meliputi pertukaran informasi, peningkatan pengawasan, dan penegakan hukum yang lebih ketat.

Salah satu contohnya adalah kebijakan Washington yang memasukkan pulau tak berpenghuni dalam daftar tarifnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah AS serius dalam memerangi praktik transhipment dan akan mengambil tindakan tegas terhadap negara-negara yang terlibat.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa perang dagang memiliki konsekuensi yang luas dan kompleks. Selain berdampak pada ekonomi global, perang dagang juga dapat memicu praktik-praktik ilegal seperti transhipment. Oleh karena itu, penting bagi semua negara untuk mencari solusi damai dan adil dalam menyelesaikan sengketa perdagangan.

More From Author

TBSM: Solusi Cerdas untuk Masa Depan Cerah!

TBSM: Solusi Cerdas untuk Masa Depan Cerah!

Profil Sarmo, Pembunuh Berantai Asal Wonogiri yang Divonis Mati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *