Kementerian Agama (Kemenag) baru saja menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Fasilitator Literasi Keuangan Keluarga yang diikuti oleh seratus penghulu dan penyuluh agama dari berbagai penjuru daerah. Pelatihan ini diharapkan menjadi amunisi baru untuk menekan angka perceraian yang masih cukup tinggi di Indonesia, terutama yang disebabkan oleh masalah ekonomi.

Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag, Cecep Khairul Anwar, menekankan bahwa perceraian membawa dampak yang luas bagi keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, para penghulu dan penyuluh agama diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam membimbing pasangan suami istri agar tidak hanya harmonis secara emosional, tetapi juga kuat secara finansial.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekonomi masih menjadi salah satu faktor utama penyebab perceraian di Indonesia. Pada tahun 2024, faktor ekonomi berada di urutan kedua sebagai penyebab perceraian tertinggi dengan 100.198 kasus, di bawah perselisihan dan pertengkaran terus-menerus yang mencapai 251.125 kasus. Angka ini menggarisbawahi betapa seriusnya tekanan ekonomi dalam rumah tangga sebagai pemicu perceraian.

Kenapa Literasi Keuangan Keluarga Penting Banget?

Kepala KUA Selat Nasik, Bangka Belitung, Luthfi Alawi, yang turut serta dalam pelatihan ini, mengakui bahwa Bimtek fasilitator keuangan keluarga sangat bermanfaat. Ia berencana untuk menyampaikan materi tentang keuangan keluarga kepada calon pengantin (catin), masyarakat, dan majelis taklim setelah pelatihan ini.

“Melalui literasi keuangan keluarga, kita bisa lebih mengeksplorasi perencanaan keuangan bagi catin. Nanti saya juga akan menyampaikan materi tentang keuangan keluarga kepada catin, masyarakat, dan majelis taklim,” ungkapnya.

Cecep menambahkan, Kita tidak hanya terpaku pada pembahasan psikologi kehidupan keluarga, tapi juga pada aspek pengelolaan keuangannya. Karena itu, pemahaman tentang pengelolaan keuangan rumah tangga harus diperkuat.”

Apa Saja Materi yang Dipelajari dalam Pelatihan Ini?

Pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang pentingnya literasi keuangan, tetapi juga memberikan keterampilan praktis kepada para peserta. Mereka diajarkan bagaimana cara menyusun anggaran keluarga, mengelola utang, berinvestasi, dan merencanakan keuangan untuk masa depan.

Penyuluh Agama Islam dari Jawa Timur, Millah Kamelia, juga merasakan manfaat besar dari pelatihan ini. Menurutnya, kemampuan dalam mengatur ekonomi rumah tangga sangat dibutuhkan untuk memperkuat ketahanan keluarga. Ilmu ekonomi ini sangat dibutuhkan oleh keluarga, ujarnya.

Bimtek Fasilitator Keuangan Keluarga Angkatan 1 dan 2 ini berlangsung selama beberapa hari. Narasumber yang dihadirkan pun bukan kaleng-kaleng, ada Psikolog Keluarga Alissa Wahid dan para Instruktur Nasional Bina Keluarga Sakinah Kemenag.

Bagaimana Pelatihan Ini Bisa Menekan Angka Perceraian?

Dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan kepada pasangan suami istri, diharapkan mereka dapat menghindari masalah keuangan yang seringkali menjadi pemicu pertengkaran dan perceraian. Literasi keuangan keluarga juga membantu pasangan untuk merencanakan masa depan yang lebih baik, sehingga mengurangi stres dan tekanan ekonomi dalam rumah tangga.

Selain itu, pelatihan ini juga membekali para penghulu dan penyuluh agama dengan kemampuan untuk memberikan konseling keuangan kepada pasangan yang mengalami masalah keuangan. Dengan demikian, mereka dapat membantu pasangan untuk mencari solusi dan mengatasi masalah keuangan mereka sebelum berujung pada perceraian.

Inisiatif Kemenag ini patut diapresiasi sebagai upaya konkret untuk memperkuat ketahanan keluarga Indonesia. Dengan keluarga yang kuat dan sejahtera, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang lebih maju dan makmur.

Semoga dengan adanya pelatihan ini, angka perceraian di Indonesia dapat ditekan dan semakin banyak keluarga yang bahagia dan sejahtera.