Kenapa Uni Eropa Masih Bergantung Impor Gas Rusia?

Komisi Eropa akhirnya merilis peta jalan untuk mengakhiri ketergantungan Uni Eropa (UE) pada bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027. Langkah ini diambil setelah berbulan-bulan penundaan dan kritikan tajam terkait lonjakan impor gas alam cair (LNG) dari Rusia. Namun, para ahli masih ragu dengan keberhasilan rencana ini, mengingat aliran bahan bakar fosil yang masih deras dan perpecahan internal di UE yang semakin dalam.

Pawel Czyzak, seorang peneliti dari lembaga pemikir energi Ember, menilai rencana ini sebagai upaya untuk menghidupkan kembali momentum politik yang melambat menuju kemandirian energi Eropa dari Rusia. Menurutnya, sangat sulit bagi Eropa untuk sepenuhnya melepaskan diri dari pasokan energi Rusia.

Komisaris Energi Dan Jrgensen pada Selasa (6 Mei 2025) lalu mempresentasikan rencana yang telah lama ditunggu-tunggu di Strasbourg. Rencana ini mengusulkan pendekatan dua fase: melarang kontrak gas baru dengan pemasok Rusia pada akhir 2025 dan menghapus semua impor yang tersisa pada 2027. Jrgensen mengklaim bahwa UE telah berhasil menyusun paket legislatif yang akan memastikan hilangnya gas Rusia dari bauran energi UE.

Apakah Eropa Benar-Benar Bisa Lepas dari Gas Rusia?

Meskipun pangsa gas Rusia dalam bauran energi UE telah menurun, gas masih menyumbang sekitar 17,5-19% dari total impor pada 2024. UE bahkan mengirimkan €23 miliar untuk membeli bahan bakar fosil Rusia pada 2024, yang secara tidak langsung mendukung anggaran perang Kremlin. Di sisi lain, gangguan pasar energi global oleh Rusia sejak 2021 telah memicu lonjakan harga energi dan krisis biaya hidup bagi banyak keluarga di Eropa.

Prancis menjadi sorotan karena infrastruktur LNG yang ekstensif, meningkatkan impor LNG Rusia sebesar 81% pada 2024 dan membayar Rusia €2,68 miliar. Ana Maria Jaller-Makarewicz, seorang analis energi di IEEFA, mengungkapkan kekhawatiran bahwa Prancis membeli LNG, meregasifikasinya, dan mengekspornya kembali ke negara-negara tetangga. Praktik ini mempersulit rencana REPowerEU 2022 UE, yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia, meningkatkan energi terbarukan, dan mendiversifikasi sumber pasokan.

Pada Maret 2025, Komisi Eropa menerapkan peraturan yang melarang pengiriman LNG Rusia melalui pelabuhan Eropa ke negara-negara non-UE. Namun, impor LNG Rusia untuk konsumsi domestik Eropa tetap tidak terpengaruh, dan beberapa negara masih memanfaatkannya.

Kenapa Harga Energi di Eropa Masih Tinggi?

Meskipun upaya untuk mengamankan sumber gas alternatif, harga energi di Eropa tetap tinggi. Pada 2024, harga gas di benua itu naik sebesar 59%, dengan tolok ukur TTF (Title Transfer Facility) naik dari €30 menjadi €48 per megawatt-jam (MWh). Harga yang tinggi ini memperdalam kerugian biaya industri Eropa dibandingkan dengan AS dan China.

Czyzak berpendapat bahwa pendekatan Komisi Eropa tidak konsisten. Ia juga menyoroti bahwa Amerika Serikat menggunakan posisinya yang kuat untuk menekan Eropa agar membeli gas, bahkan mengancam tarif jika tidak patuh. LNG dari Amerika Serikat kini mendominasi pasokan UE, tetapi Czyzak mempertanyakan keandalannya.

Jaller-Makarewicz berpendapat bahwa langkah awal yang baik adalah membangun lebih banyak rumah hemat energi. Kebijakan ini dipercaya akan mengurangi permintaan gas untuk pemanasan, yang merupakan bagian besar dari konsumsi gas, serta promosi panel surya untuk rumah-rumah di Eropa. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh reaksi terhadap undang-undang pemanas ruang di Jerman, reformasi hijau memerlukan dukungan publik untuk berhasil.

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Ketergantungan pada Gas Rusia?

Para ahli sepakat bahwa UE harus mengurangi konsumsi gas secara keseluruhan, alih-alih hanya mengganti gas Rusia dengan importir lain. Peta jalan Komisi UE sekarang diserahkan kepada negara-negara anggota. Negara-negara seperti Hungaria, Slovakia, dan Austria, yang masih bergantung pada gas pipa Rusia, telah menentang langkah serupa di masa lalu.

Czyzak menambahkan bahwa setelah gas Rusia masuk ke dalam jaringan, sulit untuk melacaknya. Hal ini menguntungkan baik eksportir maupun pembeli, karena gas Rusia mungkin dilabeli ulang sebagai gas Eropa setelah berada di dalam sistem.

Di balik pintu tertutup, pembicaraan tentang gencatan senjata yang ditengahi AS dalam perang Ukraina telah mencakup diskusi tentang pelonggaran sanksi untuk Rusia, yang dapat melemahkan tekad UE. Oleh karena itu, Jaller-Makarewicz menekankan perlunya kerja sama dalam UE dalam hal energi.

Meskipun hanya diperlukan suara mayoritas yang memenuhi syarat, risiko politiknya jelas. Masa depan kemandirian energi Eropa masih penuh tantangan, dan keberhasilan rencana ini sangat bergantung pada komitmen dan kerja sama dari semua negara anggota UE.

More From Author

Komdigi Janji Ungkap Detail soal World App dan Worldcoin Besok

Mau Jadi Ahli Mesin? Kenalan Yuk Sama Jurusan Teknik Pemesinan SMK!

Mau Jadi Ahli Mesin? Kenalan Yuk Sama Jurusan Teknik Pemesinan SMK!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *