Modus Pungli Berkedok Ormas Masih Hantui Pasar Kramat Jati

Warga Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, sempat diresahkan oleh aksi premanisme yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas). Bahkan, seorang purnawirawan Polri yang menjabat sebagai kepala keamanan pasar menjadi korban intimidasi. Polisi bergerak cepat menanggapi keresahan ini.

Subdirektorat Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya berhasil mengamankan seorang pelaku berinisial PP pada Rabu, 14 Mei 2025, dini hari. PP ditangkap di kontrakannya di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur. Penangkapan ini merupakan tindak lanjut dari laporan mengenai intimidasi terhadap kepala keamanan Pasar Induk Kramat Jati yang merupakan seorang purnawirawan Polri berpangkat inspektur polisi satu (iptu).

Menurut keterangan polisi, kejadian bermula ketika PP tiba-tiba mendatangi korban yang sedang bertugas di pos pantau pasar. Tanpa alasan yang jelas, PP mendorong korban sambil melontarkan kata-kata bernada ancaman terkait aktivitas pedagang yang diduga berada di bawah perlindungannya. Korban sempat berusaha berdiri, namun pelaku langsung pergi.

Kenapa Premanisme Masih Marak di Pasar?

Keberadaan preman berkedok ormas di Pasar Induk Kramat Jati bukan cerita baru. Mereka diduga melakukan pungutan liar (pungli) kepada para pedagang, baik pedagang resmi maupun pedagang kaki lima (PKL). Pedagang diwajibkan membayar sejumlah uang dengan alasan keamanan agar tidak diganggu dalam berjualan. Hal ini tentu memberatkan para pedagang, terutama PKL yang juga merasa dirugikan oleh keberadaan ormas tersebut.

Pedagang resmi yang berjualan di dalam los pasar juga merasa terbebani karena selain harus membayar retribusi ke Perumda Pasar Jaya, mereka juga harus berurusan dengan ormas yang meminta jatah. Kondisi ini membuat aktivitas jual beli di pasar menjadi tidak kondusif dan merugikan banyak pihak.

Bagaimana Polisi Menindaklanjuti Kasus Ini?

Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir keberadaan premanisme di wilayahnya. Selain menangkap pelaku intimidasi, polisi juga melakukan penertiban terhadap posko-posko ormas yang berdiri di sekitar Pasar Induk Kramat Jati. Penertiban ini melibatkan personel gabungan dari Polri, TNI, dan Satpol PP.

Kombes Nicolas juga memerintahkan jajarannya untuk membongkar semua posko ormas yang ada di jalanan. Ia menegaskan bahwa penertiban ini merupakan kewenangan pihak kepolisian untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di masyarakat. Selain membongkar posko, petugas juga melakukan penyisiran untuk mencari preman-preman yang diduga masih beroperasi di dalam area pasar.

Apa Dampak Revitalisasi Pasar Bagi Pedagang?

Salah satu harapan pedagang adalah revitalisasi dan penataan Pasar Induk Kramat Jati. Mereka berharap dengan pasar yang lebih rapi dan modern, akan semakin banyak pembeli yang datang. Revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian pasar dan memberikan kenyamanan bagi pedagang maupun pembeli.

Riki, salah seorang pedagang, berharap agar revitalisasi segera dilanjutkan. Ia meyakini bahwa dengan pasar yang tertata rapi, akan menarik lebih banyak pembeli dan meningkatkan omzet penjualan. Selain itu, penataan pasar juga diharapkan dapat memberantas praktik premanisme dan pungli yang selama ini meresahkan para pedagang.

Kasus intimidasi dan penertiban premanisme di Pasar Induk Kramat Jati ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian. Diharapkan dengan tindakan tegas dari aparat, aktivitas premanisme dapat diberantas dan para pedagang dapat berjualan dengan aman dan nyaman.

Kasus ini masih dalam proses penyidikan lebih lanjut oleh Subdit 3 Tahbang/Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

More From Author

Ombudsman Sebut Minimnya Anggaran Picu Maraknya Kasus Keracunan

Apa Itu Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)? Penjelasan Lengkap untuk Calon Siswa SMK

Apa Itu Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO)? Penjelasan Lengkap untuk Calon Siswa SMK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *