Jelang Idul Adha, Pasar Hewan Kurban di Pantura Ramai

Menjelang Hari Raya Idul Adha, suasana di berbagai daerah di Pantura Jawa Tengah mulai terasa semarak dengan kehadiran pedagang hewan kurban musiman. Kambing dan sapi masih menjadi primadona, namun kerbau juga tak kalah diminati, terutama di daerah seperti Kudus dan Pekalongan.

Di Pekalongan, lapak-lapak pedagang hewan kurban mulai menghiasi pinggir jalan, seperti di Jalan Raya Bojong. Harga kambing bervariasi antara Rp2 juta hingga Rp5 juta per ekor, sementara sapi ditawarkan dengan harga Rp14 juta hingga Rp20 juta per ekor.

Bagaimana Cara Memastikan Hewan Kurban Sehat dan Layak?

Pemerintah daerah setempat tidak tinggal diam. Dinas Pertanian Pangan Kota Pekalongan bergerak cepat dengan melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. Bahkan, sebulan sebelum Idul Adha, petugas kesehatan hewan sudah diterjunkan untuk memberikan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebagai langkah antisipasi.

Di Kudus, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus, Andi Imam Santoso, mendorong para pedagang hewan kurban untuk lebih kreatif. Ia menyarankan agar mereka memanfaatkan platform daring dengan menampilkan video langsung (live) dagangan ternak mereka, disertai dengan pelayanan prima. Tujuannya? Tentu saja untuk menarik minat pembeli.

Strategi pemasaran hewan kurban pun beragam. Ada yang membuka lapak di lokasi strategis, ada pula yang menawarkan bonus menarik bagi pembeli. Edi, seorang pedagang hewan kurban di Kendal, bahkan memberikan bonus kambing bagi setiap pembeli sapi.

Apa Saja Strategi Pemasaran yang Digunakan Pedagang Hewan Kurban?

Pandu Rapriat Rogojati, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, memastikan bahwa seluruh hewan kurban di wilayahnya bebas dari PMK. Pemantauan ketat dan pemeriksaan rutin dilakukan secara berkala, baik di kandang maupun di pasar hewan.

“Kami siapkan 200 dosis vaksin PMK dan langsung kami suntikkan pada hewan ternak di daerah ini, sehingga menjelang lebaran Idul Adha tidak ada ditemui hewan kurban yang terpapar penyakit,” ujar Lili Sulistyawati, Kepala Dinas Pertanian Pangan Kota Pekalongan.

Namun, tidak semua pedagang mengandalkan platform daring. Widodo, seorang pedagang hewan kurban di Kudus, lebih memilih memasarkan dagangannya melalui pasar hewan. Setiap hari, ia membawa 60-65 ekor hewan dari Grobogan ke Pasar Hewan Gulang, dengan harga berkisar antara Rp2,5 juta hingga Rp4,5 juta per ekor.

Suharto, seorang pedagang hewan kurban musiman, mengakui bahwa lapaknya belum terlalu ramai pembeli. Ia menduga banyak pembeli yang lebih memilih untuk langsung membeli dari peternakan atau melalui daring.

Apakah Stok Hewan Kurban Mencukupi Kebutuhan Masyarakat?

Meskipun demikian, pesanan hewan kurban menjelang lebaran cukup tinggi. Edi mengungkapkan bahwa banyak pembeli yang sudah memesan dan tinggal menunggu pengantaran sebelum pelaksanaan kurban. Di Penajang, ia sudah menerima 70 pesanan, sementara di Kendal ada 30 pesanan. Harga hewan kurban memang mengalami kenaikan, dengan kambing berkisar antara Rp2 juta hingga Rp5 juta, dan sapi antara Rp23 juta hingga Rp40 juta, tergantung bobotnya.

Menyangkut stok hewan kurban, sejumlah daerah di Jawa Tengah memastikan ketersediaan yang mencukupi. Di Jepara, tersedia 59 ribu ekor hewan kurban. Blora memiliki stok 3.888 ekor sapi dan 11.708 ekor kambing. Sementara itu, Kudus memiliki 46.578 ekor hewan kurban, terdiri dari 27.246 ekor kambing, 3.228 ekor sapi, 1.880 ekor kerbau, dan 14.224 ekor domba.

“Jumlah hewan ternak tersedia sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban, sehingga tidak perlu panik,” tegas Arin Nikmah, Kepala Bidang Peternakan Dispertan Kudus.

More From Author

Panduan Memilih SMK dengan Jurusan TKRO Terbaik di Indonesia: Biar Gak Salah Jalan!

Panduan Memilih SMK dengan Jurusan TKRO Terbaik di Indonesia: Biar Gak Salah Jalan!

Apa Itu Teknik Elektronika?

Apa Itu Teknik Elektronika?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *