Dunia lagi nggak karuan, efeknya mulai kerasa nih di sektor pertambangan, terutama buat jasa pengeboran. Banyak perusahaan tambang yang sekarang lagi pusing tujuh keliling mikirin cara efisiensi biar tetap bisa bersaing di tengah ketidakpastian global ini.
Rafeli Fino Lius, Direktur PT Nusantara Drilling Service (NDSS), bilang kalau situasi ini bikin perusahaan tambang harus putar otak cari strategi biar nggak kalah saing. Salah satu yang paling penting adalah gimana caranya ningkatin efisiensi.
Kenapa Sih Geopolitik Bisa Bikin Tambang Pusing?
Geopolitik itu kan urusan politik antar negara, nah kalau situasinya nggak stabil, banyak hal yang bisa kena imbasnya. Mulai dari harga komoditas yang naik turun nggak jelas, sampai investasi yang jadi serba hati-hati. Buat perusahaan tambang, ini artinya biaya operasional bisa membengkak dan proyek-proyek baru jadi lebih berisiko.
Selain masalah geopolitik, Rafeli juga menyoroti soal sumber daya manusia (SDM). Katanya, sekarang ini lagi ada kesenjangan keterampilan di lapangan. Proyek tambang makin banyak, tapi tenaga kerja yang punya skill mumpuni malah kurang. Ini jadi tantangan besar buat industri pertambangan.
Kurangnya Tenaga Ahli, Emang Separah Itu?
Iya, lumayan parah. Bayangin aja, alat-alat tambang makin canggih, teknologi makin berkembang, tapi kalau nggak ada orang yang bisa mengoperasikan dan memelihara, kan sama aja bohong. Perusahaan tambang butuh banget tenaga ahli yang paham soal pengeboran, geologi, dan lain-lain. Kalau nggak ada, ya susah mau ningkatin produksi dan efisiensi.
NDSS sendiri nggak tinggal diam ngadepin masalah ini. Mereka punya rencana buat ngembangin SDM, salah satunya dengan bikin graduate program. Tujuannya biar bisa nyetak kader-kader muda yang siap kerja dan punya standar tinggi buat ngelayanin klien.
Apa Itu Graduate Program dan Gimana Cara Kerjanya?
Graduate program itu semacam program pelatihan intensif buat lulusan baru atau fresh graduate. Biasanya, program ini dirancang khusus buat ngasih pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja, khususnya di industri pertambangan. Jadi, peserta program nggak cuma belajar teori, tapi juga langsung praktik di lapangan.
Dengan adanya graduate program ini, NDSS berharap bisa ngisi kekosongan tenaga ahli di industri pertambangan. Selain itu, mereka juga pengen nyiapin generasi penerus yang punya kompetensi tinggi dan siap bersaing di era globalisasi ini.
Intinya, sektor pertambangan lagi menghadapi tantangan yang nggak mudah. Tapi, dengan strategi yang tepat dan investasi di SDM, diharapkan industri ini bisa tetap tumbuh dan berkontribusi positif buat perekonomian Indonesia.
Rafeli menyampaikan hal ini dalam dialog di Program Closing Bell CNBC Indonesia pada hari Rabu, 11 Juni 2025.